Pentingnya komitmen dan ketekunan dalam mengikut Yesus
Lukas 9:62: “Tidak ada seorang pun yang memegang bajak dan menoleh ke belakang, yang layak untuk kerajaan Allah”
Ini adalah metafora yang Tuhan Yesus gunakan untuk mengajarkan murid-murid-Nya tentang pentingnya komitmen dan ketekunan dalam mengikut Dia.
Di dunia kuno, membajak adalah tugas yang sulit dan menuntut. Petani harus membimbing bajak melintasi ladang, menjaganya tetap dalam garis lurus. Jika petani melihat ke belakang, mereka akan kehilangan fokus dan bajak akan keluar jalur.
Yesus memberi tahu murid-murid-Nya bahwa mengikuti Dia juga akan sulit dan menuntut. Mereka akan menghadapi tantangan dan godaan, tetapi mereka tidak boleh melihat ke belakang. Mereka harus tetap fokus pada Yesus dan kerajaan-Nya, bahkan jika itu berarti mengorbankan keinginan dan kenyamanan mereka sendiri.
Ada beberapa cara berbeda untuk menafsirkan arti dari perikop ini. Salah satu penafsirannya adalah bahwa ini adalah peringatan terhadap kemurtadan, atau berpaling dari iman. Yesus berkata bahwa jika kita mulai mengikuti Dia dan kemudian berbalik, kita tidak akan layak untuk melayani di kerajaan Allah.
Penafsiran lain adalah bahwa perikop ini tentang pentingnya komitmen dan ketekunan dalam kehidupan Kristen. Yesus berkata bahwa jika kita ingin menjadi saksi yang efektif bagi-Nya, kita harus bersedia memberikan komitmen sepenuh hati dan bertahan melalui semua tantangan.
Penafsiran ketiga adalah bahwa perikop ini tentang pentingnya menjaga fokus kita pada Yesus dan kerajaan-Nya. Yesus berkata bahwa jika kita terganggu oleh hal-hal dunia ini, kita akan kehilangan jalan. Kita harus tetap fokus pada tujuan dan terus bergerak maju.
Tidak peduli bagaimana kita menafsirkannya, perikop ini adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya komitmen dan ketekunan dalam mengikuti Yesus. Kita harus bersedia memberikan segalanya kepada-Nya dan tidak pernah melihat ke belakang.
Berikut adalah beberapa penerapan khusus dari perikop ini untuk kehidupan kita saat ini:
* Ketika kita dihadapkan dengan keputusan yang sulit, kita harus bertanya pada diri sendiri apakah kita bersedia berkomitmen penuh pada-Nya, bahkan jika itu berarti pengorbanan.
* Ketika kita tergoda untuk menyerah pada tujuan atau impian, kita harus ingat bahwa Tuhan Yesus memanggil kita untuk bertahan.
* Ketika kita merasa découragé atau kewalahan, kita harus memfokuskan mata kita pada Tuhan Yesus dan kerajaan-Nya. Dia adalah kekuatan dan harapan kita.
* Mari kita semua berusaha untuk menjadi orang-orang yang memegang bajak dan tidak pernah melihat ke belakang.